Jumat, 11 Juni 2010

Makalah

Hambatan dalam Penerapan e-Education

di SMK Negeri 1 Banyuasin

Untuk memenuhi Ujian Akhitr Semester

Mata Kuliah Manajemen Sistem Informasi

Program Magister Manajemen

Universitas Bina Darma Palembang

Disusun Oleh :

NAZARUDDIN

NIM : 10251026 D

Mahasiswa Magister Managemen

Universitas Bina Darma Palembang

I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pesatnya kemajuan teknologi komunikasi, media dan informatika, serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara kegiatan yang dilaksanakan di berbagai bidang baik di bidang pendidikan, industri, perdagangan, dan pemerintahan maupun sosial politik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat informasi telah menjadi paradigma global yang dominan. Kemampuan untuk terlibat secara efektif dalam revolusi jaringan informasi akan menjadi daya pendorong dalam mendukung kegiatan di berbagai bidang.

Di lingkungan pendidikan, penerapan Teknologi Informasi dalam kegiatan belajar mengajar, sebagai fasilitas pendukung, merupakan landasan dalam membangun lingkungan e-Education / e-Learning. Dengan dijalankannya e-Learning, perkembangan pendidikan terbuka untuk model belajar jarak jauh (Distance Learning).

Kemudahan untuk menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasukan sebagai strategi utama e-Learning. Sharing resource bersama antar lembaga pendidikan / latihan dalam sebuah jaringan. Perpustakaan & instrumen pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada sekedar rak buku. Akses internet , penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif dan multimedia dalam pendidikan, secara bertahap akan membantu kelancaran kegiatan belajar mengajar yang akan mengoptimalkan e-Education / e-Learning.

Peserta didik harus dipersiapkan sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global. Untuk menghadapinya diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas. Hasil-hasil teknologi informasi dan komunikasi banyak membantu manusia untuk dapat belajar secara cepat.

Pada dasarnya ICT ini telah dilaksanakan yang dilaksanakan melalui pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dari tingkat SMP dan SMA, namum penerapan dalam pembelajaran di sekolah hanya sebatas penerapan kurikulum belaka, tanpa ada benefit berarti dari pembelajran yang dilaksanakan. Selain itu juga institusi pendidikan banyak menemui berbagai kendala diantaranya adalah keterbatasan sarana, fasiltas dan guru yang ahli dalam bidang Komputer dan paradigma pendidikan yang masih konvensional. Sehingga kenyataannya pembelajaran ICT memang di terapkan di sekolah, tetapi ada yang hanya mengajarkan hanya teori saja, tanpa praktek penggunaan tenologi komputer dan penggunaan internet.

2. Visi, Konsep Dan Tujuan

Visi dasar pembangunan e-Education /e-Learning perlu ditelaah lebih lanjut dalam perencanaannya, sehingga pengembangan dan pelaksanaan e-Education / e-Learning dapat berjalan secara bertahap dan terintegrasi.

Dengan diterapkannya e-Education dan e-Learning, kekurangan infrastruktur pendidikan secara fisik dapat diatasi, sehingga pemerataan pendidikan dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas. Hal ini bertolak dari kenyataan bahwa penyediaan fasilitas-fasilitas fisik menjadi beban yang tidak ringan bagi pengelola pendidikan. Disini e-Education memberi peluang untuk melakukan penghematan dan penataan finansial secara terintegrasi.

Pemenuhan terhadap tuntutan standart kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui pembangunan lingkungan e-Education/e-Learning di mana lembaga yang memiliki kurikulum pendidikan yang standart dan berkualitas dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan. Memang disatu sisi sejumlah sekolah yang masih lemah kurikulumnya akan terancam keberadaan dengan terciptanya sistem pendidikan virtual ini. Namun daerah lain yang masih mengalami kesulitan dalam menyediakan sarana pendidikan berkualitas, e-Education/e-Learning menjadi solusi konkrit yang standart dan murah.

Dengan diterapkannya e-Education sebuah sekolah dapat lebih mudah beradaptasi dengan perkembangan terakhir dunia pendidikan melalui model e-Education ini, karena perubahan dan penyesuaian materi pendidikan dapat dilakukan dengan mudah dan jauh lebih murah dibandingkan dengan model sekolah tradisional.

Dalam lingkungan e-Education, kecepatan transfer dan distribusi ilmu pengetahuan dan teknologi sangat cepat. Setiap saat materi pendidikan baru dapat segera disajikan. Sementara itu melalui jaringan global, informasi tentang materi itu dapat terdistribusi sampai ke kota-kota kecil hanya dalam hitungan menit dan detik.

II. PEMBAHASAN

1. Problem Penerapan e-education di Sekolah

Dalam penerapan e-education di sekolah masih banyak menghadapi problem yang cukup menyulitkan, sehingga timbul kecendrungan untuk tidak melaksakan sistem ICT dan lebih suka dengan sekolah konvensional. Diantara problem tersebut diantaranya :

A. Kapasitas Institusi Pendidikan yang terbatas

Lembaga pendidikan yang ada, terutama di luar kota besar selalu dihadapkan pada masalah sebagai berikut :

1. Tenaga Pendidik

Guru yang kompeten dalam Information Communication Technologi (ICT) masih langka. Akibatnya, pembelajaran berbasis ICT tidak dapat berjalan optimal, karena diajarkan oleh guru yang bukan ahlinya atau hanya diajarkan oleh guru yang mau dan sedikit tahu tentang ICT. Harapan untuk menyiapkan anak didik dapat belajar banyak dan mendalami ICT sebagai bagian dari pembelajarn seumur hidup tidak dapat terwujud. Pembelajaran hanya sekadarnya saja, hanya untuk memenuhi tuntutan kurikulum.

Namum untuk SMK Negeri 1 Banyuasin, 3 bulan terakhir baru ada guru yang memiliki kompetensi dalam ICT sehingga belum memberikan kontribusi nyata bagi pembelajaran di SMK Negeri 1 Banyuasin.

2. Fasilitas dan sarana prasarana

Sudah menjadi rahasia umum, setiap institusi pendidikan dihadapkan masalah kekurang Fasilitas & Sarana prasarana pendidikan, apalagi untuk fasilitas ICT yang konon masih tergolong barang mewah dan sulit dalam pengamanan. Terbanyanglah kondisi pembelajaran berbasis ICT di sekolah dengan ketiadaan fasilitas ICT yang up to date. Kondisi ini tidak jauh berbeda di SMK Negeri 1 Banyuasin yang belum memiliki sarana prasarana dan fasilitas ICT yang sangat di perlukan dalam penerapan e-education.

B. Dinamika Karakteristik Pendidikan

Dalam institusi Pendidikan ada hal-hal yang mempengaruhi pembelajarn berbasis ICT selain sumber daya manusia dan sarana, ada beberapa faktor yang ikut berperan dalam keberhasilan pendidikan yang selalu berubah, berkembang dari waktu ke waktu antara lain :

1. Ilmu pengetahuan yang berubah dengan cepat

Dengan menglobalnya dunia dewasa ini, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang berkembang pesat seiring dengan kebutuhan manusia yang berkembang dan meningkat tanpa ada yang bisa membendungnya. Hal initidak diikuti oleh institusi pendidikan terutama tingkat dasar dan menengah, yang masih berkutat pada belajar di kelas, buku literatur yang usang, metode pembelajaran konvensional dan kurikulum yang kaku. Di SMK Negeri1 Banyuasin, masih terasa nuasa konvensional dalam proses pembelajarannya, sehingga Penyerapan Ilmu Pengetahuan dan teknologi masih terbatas dan cenderung masih tertinggal.

2. Kebutuhan belajar seumur hidup (life-long learning)

Penerapan e-Education merupakan penerapan belajar seumur hidup, mengandung makna bahwa belajar dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dari mana saja, oleh siapa saja. Proses belajar tidak harus di sekolah sebagai pusat pembelajaran, tetapi peserta didik juga dapat belajar dari lingkungan sekitar, rumah, media massa, dunia maya dan sumber belajar lainnya. Faktor ini masih merupakan suatu yang aneh bagi siswa di SMK Negeri 1 Banyuasin, karena bagi mereka belajar dan ilmu pengetahuan belum merupakan suatu kebutuhan layaknya makan, minum, pakian dan rumah. Belajar hanya sesuatu yang ada di sekolah dan tujuan untuk memperoleh selembar Ijazah dan dapat diterima bekerja untuk menghasilkan uang.

3. Kebutuhan berinovasi

Perkembangan dunia sangat pesat, seharusnya diiringi dengan kegiatan-kegiatan yang inovatif atau membuat sesuatu yang baru, agar dapat bertahan dan ikut dalam persaingan. Dengan ilmu pengetahuan yang luas dan mendalam ditambah penguasaan ketrampilan dan teknologi, dapat membuat penemuan baru dan pengembangan dari sesuatu yang telah ada untuk dapat eksis dan bertahan hidup ditengah persaingan global. Nuansa inipun masih belum ada di SMK Negeri 1 Banyuasin, karena memang lingkungan pedesaan belum memberikna dorongan bagi siswa untuk berinovasi dan membaca peluang dalam berusaha.

4. Tarikan teknologi (technology pull)

Teknolgi yang berkembang pesat dewasa ini, merupakan tantangan dalam dunia pendidikan dasar dan menengah, terkait dengan penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas. Mengikuti perkembangan teknologi maka institusi pendidikan harus berbenah dan mempersiapkan sumber daya yang ada di sekolah. Penerapan e-education merupakan upaya untuk terlibat dalam kemajuan teknologi terutama ICT. Kenyataan di SMK Negeri 1 Banyuasin belum sepenuhinya mampu ikut memanfaatkan kemajuan teknologi untuk pelaksanaan pembelajaran di sekolah, terkait faktor lain yang mempengaruhinya yang dibahas diatas.

C. Mahal: infrastruktur, materi, sosialisasi

Faktor klasik yang menjadi sangat penting dalam implementasi e-education adalah pendanaan. Kadangkala hal ini tidak penting, tetapi ujung msalahnya adalah money atau uang. Mengingat teknologi sangat mahal, baik penyediaan infrastruktur dan fasilitas, sumber daya manusia yang ahli dalam pembelajaran ICT. Hal klasik ini juga melanda SMK Negeri 1 Banyuasin yang sangat sulit untuk pengadaan infrastruktur ICT karena dihadang oleh pendanaan yang minim dan kebijakan Pemerintah dalam mencari sumber dana yang dibutuhkan sekolah seperti Program Pendidikan Gratis yang melarang sekolah memungut dana dari masyarakat.

D. Perubahan Paradigma:

1. Pendidikan sebagai Layanan (service)

Paradigma salah yang masih berkembang di masyarakat termasuk di insitusi pendidikan bahwa Pendidikan adalah menghasilkan tamatan yang ditunjukkan dengan selembar Ijazah. Artinya masyarakat memandang pendidikan dari hasil akhir saja tanpa melihat proses pendidikan yang sangat penting dan utama. Seharus pelaku pendidikan, masyarakat dan Pemerintah memadang pendidikan sebagai proses pemberian pelayanan pendidikan bagi peserta didik.

2. Institusi Pendidikan sebagai Penyedia layanan (service provider)

Institusi pendidikan sebagai penyedia pelayanan pendidian maka seharusnya sekolah termasuk didalamnya tenaga pendidik dan tenaga kependidikan adalah pelayan pendidikan bagi siswa, dan siswa harus dilayani dengan baik oleh guru di sekolah dengan memberikan pembelajaran berupa ilmu pengetahuan, ketrampilan, disiplin, pembinaan akhlak mulia, kesehatan jasmani dan rohani dan seni Hal ini belum sepenuhnya menjadi paradigma bagi institusi pendidikan sendiri, artinya perlu pembangunan paradigma pendidikan bagi pelaku pendidikan sendiri.

2. STRATEGI PENGEMBANGAN E-EDUCATION / E-LEARNING

Dalam upaya mengimplementasikan sekolah sebagai sebuah lingkungan e-Education/e-Learning, merupakan sebuah proses kompleks yang melibatkan para pengelolah sekolah, Pemerintah dan masyarakat maupun investor pendidikan yang ingin terjun didalamnya. Proses meliputi aspek teknis, non-teknis maupun administratif.

Berikut Strategi pengembangan e-Education/e-Learning di SMK Negeri 1 Banyuasin:

1. Penyediaan dan pemanfaatan secara optimal perangkat komputer dalam laboratorium sekolah.

2. Membangun LAN (Local Area Network) disekolah, sehingga lebih meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan komputer bagi pendidik dan peserta didik.

3. Membangun koneksi ke Internet melalui Internet Service Provider (ISP) dan mengoptimalkan penggunaan internet di lingkungan sekolah.

4. Pengembangan Web Site sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan dan membentuk tim pengelola yang memiliki komitmen kuat untuk mengelola dan memelihara Web Site sekolah.

5. Membangun Sistem Pembelajaran dan Administrasi sekolah secara Digital, termasuk menciptakan software simulasi praktikum agar dapat diakses oleh masyarakat secara luas, sistem registrasi/database siswa, administrasi uang sekolah, sistem pengolahan nilai akademik dan lainnya.

6. Pelatihan / training bagi pelaksana pendidikan baik pendidik maupin peserta didik. Hal ini akan menentukan tingkat optimalitas upaya pengembangan e-Education/e-Learning.

3. PENERPAN STRATEGI

Optimalisasi / Pengadaan Perangkat Komputer

Untuk mempersiapkan lingkungan e-Education, sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mempersiapkan infrastrukturnya. Salah satunya adalah dengan mengoptimalkan pendayagunaan perangkat komputer sekolah yang ada.

Disini, perangkat-perangkat komputer yang dimiliki sekolah diupgrade baik hardware maupun softwarenya ke sistem terbaru untuk mendapatkan performa komputer yang lebih baik. Selain itu dapat pula diadakan pengadaan unit-unit komputer yang tentu saja harus disesuaikan dengan kebutuhan. Upgrade sistem ke standart minimum sistem yang harus dilakukan baik Komputer, Sistem Operasi dan Aplikasi Standar

Local Area Network (LAN) – Jaringan Komputer

Jaringan komputer merupakan sekelompok komputer yang saling berhubungan satu sama lain dengan menggunakan aturan / protokol komunikasi melalui media transmisi, sehingga dapat saling berbagi data, proses dan informasi. Dapat menggunakan resource (hardware/software) secara bersama-sama.

Kerahasiaan suatu bentuk data atau informasi bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan. LAN yang digunakan juga akan menentukan tingkatan proteksi pada keamanan jaringan dari sistem dengan menggunakan spesifikasi firewalls tertentu, serta akan melakukan upaya periodik dalam menilai tingkat penetrasi jaringan melalui internet dari sistem dan menetapkan prosedur spesifik untuk proteksi sistem.

Koneksi Internet & Optimalisasi Penggunaan Internet

Internet merupakan suatu jaringan komunikasi tanpa batas yang melibatkan jutaan komputer yang tersebar di seluruh dunia. Dengan menggunakan protokol Internet (TCP/IP) dan didukung oleh media komunikasi seperti satelit dan paket radio, maka Internet telah memungkinkan komunkasi antar komputer dengan jarak tidak terbatas. Jenis-jenis layanan dalam jaringan Internet untuk e-Education/e-Learning dapat berupa Email, Chatting,File Transfer Protokol.

Pengembangan Website Sekolah

Setelah koneksi internet, selanjutnya perlu membuat Web sekolah dalam upaya memperkenalkan sekolah dan menjalin komunikasi dengan sekolah lain. Pembuatan Web ini ditugaskan kepada siswa melalui praktek di Labor Komputer dan selalu meng update web sekolah.

Membangun Sistem Pembelajaran Administrasi Sekolah secara Digital

Secara berkala, sistem pembelajaran di sekolah dibagun secara digital dengan menggunakan ICT di kelas dan di labor. Termasuk sistem Administrasi kesiswaan, kurikulum, sarana, keuangan dan penilaian dilaksanakan menggunakan sistem digital dan terpadu.

Pelatihan / training

Hal yang sangat penting dalam Strategi implementasi e-education ini adalah pelatihan bagi seluruh komponen sekolah, mulai dari Kepala Sekolah hingga siswa agar tahu, memahami dan mampu melaksanakan e-education yang didasarkan atas ICT, sehingga penerapan ini dapat berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi institusi pendidikan secara keseluruhan.

III. Penutup

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dirumuskan adalah :

A. Penerapan e-education di institusi pendidikan masih memiliki problem, sehingga menghambat sulit dilaksanakan. Problem tersebut seperti :

§ Tenaga pendidik yang kompeten belum tersedia

§ Fasilitas dan infrastruktur ICT belum tersedia dan mahal

§ Dinamika Kateristik pendidikan yang berubah tidak seimbang dengan perubahan kemajuan IPTEK

§ Paradigma Pendidikan yang tidak sesuai dengan perkembangan kebutuhan pendidikan sekarang.

B. e-Education dapat diterapkan di Institusi Pendidikan dengan memerlukan infrastruktur, fasilitas dan sumber daya manusia sehingga dapat memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan pendidikan berbasis ICT di sekolah

2. Saran

A. Agar setiap institusi pendidikan menerapkan e-education/e-learning sebagai bagian dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tenologi untuk memberikan pelayanan terbaik bagi siswa dalam proses pembelajaran.

B. Penerpan e-education memerlukan dana yang besar dalam pengadaan fasilitas ICT, maka semua pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan ikut serta dalam investasi memajukan pendidikan dan sumber daya manusia Indonesia.

Daftar Pustaka / Bahan Bacaan

1. Proporsal Pelaksanaan e-education di Kabupaten Klaten, 2009

2. Globalisasi, Sistem Pembelajaran dan Teknologi Informasi Komunikasi. Rhiza S. Sadjad,Department of Electrical Engineering Hasanuddin University,Makassar INDONESIA 90245, 2010

3. Standar Isi, Mata Pelajaran KKPI SMK, BSNP, 2003,

4. Kurikulum SMK Negeri 1 Banyuasin, 2009